Saya pertama kali mengenal almarhum sejak saya menempuh matakuliah Perpajakan di Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (FE UGM). Pada umumnya, mahasiswa akan beranggapan bahwa mata kuliah Perpajakan adalah mata kuliah yang relatif sulit. Akan tetapi dengan pembawaan dan cara mengajar almarhum, maka matakuliah yang sulit menjadi terasa sangat mudah dan menyenangkan. Semua mahasiswa yang pernah diajar oleh almarhum pasti akan memiliki pendapat dan kesan yang hampir sama, yaitu bahwa almarhum adalah sosok seorang guru yang sangat humoris, sangat menyenangkan dan sangat dekat dengan mahasiswa.
Setelah cukup lama tidak bertemu dengan almarhum berhubung almarhum harus menempuh studi program doktor di Amerika Serikat selama kurang lebih empat tahun, akhirnya kami dipertemukan kembali ketika almarhum kembali bertugas sebagai pengajar di STIE YKPN. Pertemuan saya dengan almarhum menjadi semakin sering ketika kami bersama-sama mendapat amanat untuk menjadi pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Yogyakarta. Pada waktu itu almarhum ditugasi sebagai Ketua IAI Wilayah Yogyakarta dan saya ditugasi sebagai Sekretaris IAI Wilayah Yogyakarta. Dalam berbagai kesempatan kami sering bertemu untuk membahas tentang kemajuan profesi akuntan di Wilayah Yogyakarta. Pada waktu bertugas sebagai Ketua IAI Wilayah Yogyakarta, kesibukan almarhum di berbagai tempat lainnya juga sangat luar biasa padat. Hal tersebut sangat dapat dimaklumi mengingat sikap dan cara pembawaan almarhum yang sangat menyenangkan dan sangat humoris, sehingga tidak mengherankan apabila almarhum dapat diterima dengan mudah oleh berbagai kalangan. Oleh karena tingkat kesibukan almarhun yang sangat padat tersebut, maka saya sering diminta untuk mewakili almarhum dalam berbagai tugas IAI Wilayah Yogyakarta.
Setelah kami bersama-sama menyelesaikan tugas sebagai pengurus IAI Wilayah Yogyakarta, pertemuan kami selanjutnya terjadi ketika saya menempuh kuliah di Program Doktor UGM. Pada saat itu saya sempat menempuh matakuliah Market Based Research in Accounting yang diasuh almarhum. Hubungan kedekatan kami yang telah terbina dalam kurun waktu yang cukup lama sebelumnya menjadikan suasana perkuliahan terasa sangat menyenangkan sehingga memudahkan bagi kami untuk dapat saling berkomunikasi dan berdiskusi tentang materi kuliah yang diasuh oleh almarhum. Pada waktu itu banyak teman kuliah yang juga ikut merasa senang melihat hubungan kedekatan saya dengan almarhum karena setidaknya dapat membantu mencairkan suasana perkuliahan yang kadang-kadang terasa cukup menegangkan mengingat materi perkuliahan yang diasuh almarhum dirasakan cukup sulit oleh sebagian besar mahasiswa.
Ketika menempuh kuliah, ada satu peristiwa yang sangat mengesankan bagi saya tentang diri almarhum. Ketika sedang bermain tenis di sela-sela kesibukan saya menempuh kuliah, saya pernah ditelpon oleh almarhum yang menanyakan mengapa saya tidak ikut kuliah yang pada saat itu sedang diasuh almarhum dan saya menyampaikan bahwa saya tidak ikut kuliah karena saya telah menempuh dan telah lulus matakuliah tersebut pada semester sebelumnya. Rupanya almarhum lupa bahwa saya telah lulus matakuliah tersebut dan almarhum akhirnya menyampaikan bahwa almarhum merasa “kangen” karena sudah cukup lama tidak bertemu dengan saya. Bagi saya itulah wujud rasa sayang dan perhatian seorang guru kepada muridnya.
Pengalaman tersebut bagi saya pasti akan selalu melekat dalam ingatan saya dan tidak akan pernah saya lupakan dalam sepanjang perjalanan hidup saya.
Akhirnya saya berharap semoga testimoni ini dapat sedikit memberi gambaran tentang sosok almarhum yang terlalu besar untuk hanya digambarkan dalam testimoni yang sangat singkat ini. Selanjutnya saya juga berharap semoga pengalaman saya mengenal almarhum dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut dapat memberi contoh keteladanan, semangat, motivasi dan inspirasi bagi siapapun yang ingin menjadi sosok seorang guru seperti almarhum yang tidak hanya besar dalam gelar dan jabatan akademiknya, tetapi sekaligus juga besar dalam semangat pengabdiannya baik dalam bidang pendidikan, bidang sosial maupun kemasyarakatan. Selamat jalan guruku, bapakku, dan sekaligus sahabatku. Semoga Tuhan memberi tempat yang sangat mulia di sisi-Nya. Amin.
Salam hormat,
Dr. Dody Hapsoro, M.S.P.A., MBA., Ak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar