Ketika tiba saat perpisahan
Janganlah ada duka
Sebab yang paling kau kasihi dalam dirinya
Mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan
Seperti gunung yang nampak lebih agung
Dari padang dan daratan.
(Kahlil Gibran)

Jumat, 30 April 2010

Prof. Mas’ud Machfoedz: Komisaris yang Smart dan Enerjik

Saya bersama diangkat sebagai komisaris PT Bank Tabungan Negara (Persero) berdasarkan SK MenKeu No.150/K.MK.01/2000 Tanggal 17 Mei 2000. Tugas pokok Komisaris seperti disebutkan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah melakukan fungsi pengawasan.
Sebelum reformasi, tugas dan tanggung jawab Komisaris Badan Usaha Milik Negara (Persero) tidak begitu berat, bahkan ada seloroh yang menyebutkan “Komisaris itu GBHN” (Gaji Besar Hanya Nongkrong). Posisi Komisaris diisi oleh para Purnawirawan ABRI (TNI dan POLRI) dan untuk posisi Komisaris Utama Bank BTN boleh dibilang merupakan porsinya Purnawirawan POLRI.

Sejak adanya reformasi, Komisaris Bank termasuk Bank BTN diduduki oleh para profesional. Posisi Komisaris Utama diduduki oleh Pak Darmin Nasution (Dirjen LK Departemen Keuangan); yang kemudian dilanjutkan oleh Pak Dono Iskandar (mantan Sekjen Departemen Keuangan; mantan Direktur Bank Indonesia; dan mantan Wakil Pemerintah Republik Indonesia di World Bank). Sedangkan Pak Mas’ud dan saya sebagai Komisaris dengan latar belakang akademik (dosen) dan mantan Vice Rector II (bidang Administrasi dan Keuangan) di UGM dan di UNDIP.

Pada waktu itu nuansanya sudah tidak lagi GBHN, tetapi dituntut adanya profesionalisme dalam kinerja dan tanggung jawab yang berat karena di dalam Undang-Undang PT yang baru disebutkan pertanggungan-jawab Komisaris bisa sampai ke harta milik pribadi. Kita bertiga secara intensive melaksanakan tugas Komisaris lewat Lembaga-lembaga Komite Audit, Komite Resiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. 

Pak Mas’ud pernah menduduki posisi Ketua Komite Audit dan Komite Pemantauan Resiko. Pak Mas’ud orang-nya smart dan enerjik dengan mobilitas yang tinggi.

Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan, Pak Mas’ud masih sempat mengunjungi cabang-cabang Bank BTN dalam acara “exit meeting” setelah dilakukan kegiatan audit oleh Divisi Audit Intern Bank BTN. 

Pada saat melakukan penjualan obligasi, Komisaris juga ikut serta bersama Direksi melakukan due diligent. 

Dalam mempersiapkan Initial Public Offering, Pak Mas’ud bersama anggota Komisaris yang lain ikut bekerja keras yang pada akhirnya kini sudah bisa terwujud bagi BTN untuk menjadi PT Tbk dan menjual sahamnya kepada masyarakat. 

Salah satu kekuatan Pak Mas’ud yang menunjang kinerjanya adalah kemampuan akses ke mana-mana, disamping kepiawaiannya di bidang Akuntansi dan Keuangan.

Saya sebagai sahabat dekat pernah mengingatkan Pak Mas’ud agar bisa mengurangi kegiatannya yang seperti kitiran dan menjaga kesehatannya. Dari medical check yang terakhir bersama saya, hasilnya baik sekali. Akan tetapi nampaknya Allah menghendaki lain, dan dipanggillah dia untuk menghadap-Nya dalam usia muda dan masih sangat produktif.

Selamat jalan sahabat. Sampai ketemu…..

Daryono Rahardjo

Mantan Komisaris Bank BTN (Persero)
Periode 1995 – 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar