Ketika tiba saat perpisahan
Janganlah ada duka
Sebab yang paling kau kasihi dalam dirinya
Mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan
Seperti gunung yang nampak lebih agung
Dari padang dan daratan.
(Kahlil Gibran)

Jumat, 30 April 2010

Prof Mas’ud Machfoedz: Tokoh yang Bersahaja dan “Low Profile”

Bagi Saya, Prof Mas’ud Machfoedz adalah sosok guru, dosen, sahabat, mitra kerja dan seorang tokoh masyarakat yang amat bersahaja dan “low profile”, sangat cocok dengan culture daerah kelahirannya Yogyakarta. Beliau tidak saja sebagai role model dosen dan guru besar di Fakultas 
Ekonomi dan Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, namun pengabdiannya juga meliputi organisasi sosial kemasyarakatan dan keanggotaan di organisasi profesi.

Sebagai tenaga pendidik di jurusan bergengsi di UGM, tentu tidaklah lengkap jika tidak memiliki pengalaman riil di pembinaan usaha baik di lingkungan universitas maupun di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di usianya yang sudah tidak muda lagi seolah berpacu dengan waktu, justru beliau semakin bersemangat pulang pergi Jogyakarta – Jakarta dan terkadang harus melakukan perjalanan ke beberapa kota lainnya memenuhi komitmen intelektual, spiritual, moral dan emosionalnya sebagai pendidik, praktisi sekaligus pejuang di dunia profesinya.

Mungkin ini pula yang menjadi sebab beliau agak kurang memperhatikan derajat kesehatannya. Di saat usianya sudah lebih dari setengah abad, justru aktivitasnya semakin bertambah.

Tampaknya mustahil tanpa bimbingan, dorongan dan nasehat yang terus menerus sejak mulai pendaftaran, perkuliahan (baik di Jakarta maupun di Jogyakarta) pada saat disertasi, sampai ujian akhir, saya mampu menyelesaikan Program Pasca Sarjana di UGM. Disertasi saya yang berjudul “Pengaruh Privatisasi Badan Usaha Milik Negara Terhadap Kesejahteraan Rakyat – Interdisciplinary Studies” adalah buah dari hasil karya bimbingannya.

Di sela kesibukan saya sebagai Pejabat Menteri Negara BUMN 2004-2007, saya selalu meluangkan waktu untuk bertatap muka dengan beliau karena persahabatan yang terbangun dengan beliau seolah menyatukan bathin kami untuk terus saling mengisi guna tujuan yang sama yakni pengabdian yang luhur bagi masyarakat dan bangsa. Di tengah-tengah perjuangan beliau untuk mengatasi penyakitnya, meski tidak kurang dari empat kali pertemuan, di rumah kediaman maupun di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, serta di ujung penyelesaian disertasi saya. Alhamdulillah berkat peran beliau sebagai promotor, saya mampu menyelesaikan program doktor studi antar bidang (interdisciplinary studies) dengan judicium ”Cum-Laude” dalam waktu kurang dari tiga tahun pada bulan Agustus 2008 yang lalu. Walaupun beliau tidak mampu ikut menghadiri ujian terbuka saya karena penyakit yang dideritanya.

Tiga kali saya mengunjungi beliau di Rumah Sakit Sardjito, dengan jelas beliau menunjukkan rasa optimismenya untuk tetap hidup melanjutkan karya-karya nyatanya kepada keluarga dan masyarakat. Beliau, di akhir ajalnya, justru terlihat begitu ikhlas, sabar dan tetap istiqomah. Doa dari para sahabat seperjuangannya di PWNU Wilayah Jogyakarta dan rekan-rekan civitas akademika Universitas Gajah Mada di saat-saat menjelang hari ajalnya, seolah menuntaskan perjalanan amal mulianya di dunia dan sekaligus mengantarkannya kembali menuju Sang Pencipta, Allah SWT.

Semoga keteladanan almarhum semasa hidupnya menjadi bekal yang berguna bagi kita semua untuk melanjutkan cita-cita perjuangan kepada bangsa dan negara. Amien Allahuma Amien.

Dr. Sugiharto

(Menteri BUMN periode 2004-2007, Terbimbing Almarhum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar